Tips kurangi risiko formalin di dapur, cairan pembersih piring umum digunakan di dapur. Alasan para ibu
rumah tangga menggunakannya beragam, mulai dari kepraktisan hingga
alasan tak meninggalkan bau pada peralatan yang dicuci ketimbang sabun
colek.
Namun banyak cairan pencuci piring yang disinyalir menggunakan formalin sebagai bahan pengawetnya. Lalu bagaimana menyiasati agar peralatan tetap bersih namun terhindar dari penggunaan bahan berbahaya ini?
Kepala Laboratorium Terpadu IPB, Zainal Alim Mas'ud, DEA mengungkapkan, hal yang memicu timbulnya bakteri di dapur salah satunya adalah wadah dan spons pencuci piring yang tidak dikeringkan sesaat setelah selesai membersihkan peralatan dapur. Hal ini tentunya dapat memunculkan bakteri E.coli yang senantiasa berkembang biak dalam wadah tersebut.
Selain sebagai bahan pengawet, formalin juga berfungsi mematikan bakteri. Penggunaan formalin tidak dilarang pada batas tertentu. International Programme on Chemical Safety (IPCS) menetapkan batas toleransi formalin yang dapat diterima tubuh manusia, yaitu 0,1 mg perliter dalam minuman, dan 0,2 mg perliter dalam makanan.
Namun banyak cairan pencuci piring yang disinyalir menggunakan formalin sebagai bahan pengawetnya. Lalu bagaimana menyiasati agar peralatan tetap bersih namun terhindar dari penggunaan bahan berbahaya ini?
Kepala Laboratorium Terpadu IPB, Zainal Alim Mas'ud, DEA mengungkapkan, hal yang memicu timbulnya bakteri di dapur salah satunya adalah wadah dan spons pencuci piring yang tidak dikeringkan sesaat setelah selesai membersihkan peralatan dapur. Hal ini tentunya dapat memunculkan bakteri E.coli yang senantiasa berkembang biak dalam wadah tersebut.
Selain sebagai bahan pengawet, formalin juga berfungsi mematikan bakteri. Penggunaan formalin tidak dilarang pada batas tertentu. International Programme on Chemical Safety (IPCS) menetapkan batas toleransi formalin yang dapat diterima tubuh manusia, yaitu 0,1 mg perliter dalam minuman, dan 0,2 mg perliter dalam makanan.
Namun formalin yang masih menempel pada alat dapur yang telah dicuci
dapat diserap tubuh lewat proses memasak makanan dan minuman dan akan
menumpuk di dalam tubuh. "Proses pencucian peralatan masak yang tidak
sempurna akan memungkinkan formalin tertinggal cukup besar. Kuncinya
adalah proses pembilasan harus sempurna," ucap Zainal.
Formalin yang larut pada susu 60 derajat Celcius akan larut pada
makanan yang dimasak. Kemungkinan akan berpindah ke tubuh manusia.
Penumpukan formalin dalam tubuh manusia sangat berbahaya dan dinyatakan
bisa menimbulkan efek karsinogen. "Efek jangka pendeknya kepala terasa
pening. Sementara dalam jangka panjang bisa menyebabkan iritasi mata,
mulut, saluran pernapasan, gangguan pada paru-paru, hingga menyebabkan
kanker."
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan dirumah untuk menghindari formalin dan bakteri dalam sabun pencuci piring Anda, yaitu sebagai berikut :
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan dirumah untuk menghindari formalin dan bakteri dalam sabun pencuci piring Anda, yaitu sebagai berikut :
1. Pilihlah sabun pencuci piring yang bebas formalin atau formaline free.
2. Ketika Anda melakukan pencucian piring, hendaknya membilas peralatan makan Anda sebanyak dua kali. Ini untuk menghindari formalin yang menempel di peralatan makan Anda.
3. Jagalah agar wadah pencuci piring Anda senantiasa kering. Ini untuk menghindari timbulnya bakteri-bakteri jahat yang akan menempel di peralatan makan Anda..
2. Ketika Anda melakukan pencucian piring, hendaknya membilas peralatan makan Anda sebanyak dua kali. Ini untuk menghindari formalin yang menempel di peralatan makan Anda.
3. Jagalah agar wadah pencuci piring Anda senantiasa kering. Ini untuk menghindari timbulnya bakteri-bakteri jahat yang akan menempel di peralatan makan Anda..
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar